Created by:
Hendrik Suhengki
Razza Taufik
Tri Putra
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH DAN
KHULAFAUR RASYIDIN
Pendidikan Islam
pada masa Nabi Muhammad merupakan prototipe yang terus menerus dikembangkan
umat Islam untuk kepentingan pendidikan pada zamannya. Nabi Muhammad melakukan
pendidikan Islam setelah mendapat perintah dari Allah sebagaimana termaktub
dalam surat Al-Mudasir ayat 1-7, menyeru yang berarti mengajak, dan mengajak
yang berarti mendidik.
Adapun pola pendidikan Islam periode Rasulullah dapat dibedakan kedalam dua fase, yaitu fase Mekkah dan fase Madinah.
Adapun pola pendidikan Islam periode Rasulullah dapat dibedakan kedalam dua fase, yaitu fase Mekkah dan fase Madinah.
a) Fase Mekkah
Pola pendidikan ada secara sembunyi-sembunyi mengingat kondisi
sosial-politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga
dekatnya. Mula-mula Rasulullah mendidik isterinya Khadijah untuk beriman dan
menerima petunjuk dari Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali Ibn Abi
Thalib dan zaid Ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang kemudian
diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibnya Abu Bakar Siddiq.
Secara berangsur-angsur ajaran tersebut disampaikan secara meluas tetapi masih
terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku Quraisy saja, seperti Usman ibn
Affan, Zubair ibn Awan, Sa’ad ibn Abu waqas, Abdurrahman ibn Auf, Thalhah ibn
Ubaidillah, Abu Ubaidillah ibn Jahrah, Arqam ibn Arqam, Fatimah binti Khattab,
Said ibn Zaid, dan beberapa orang lainnya, mereka semua tahap awal disebut
Assabiquna al awwalun, artinya orang-orang yang mula-mula masuk Islam. Lembaga
pendidikan dan pusat pendidikan Islam yang pertama pada era awal ini adalah
rumah Arqam ibn Arqam.
Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun, sampai
turun wahyu berikutnya, yang memerintahkan dahwah secara terbuka dan
terang-terangan. Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh
Rasulullah, seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk
meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut
banyak kaum Quraisy yang akan masuk Islam. Disamping itu, keberadaan rumah
Arqam ibn Arqam sebagai pusat pendidikan Islam sudah diketahui oleh kuffar
Quraisy.
b) Fase
Madinah
Ketika Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah salah satu program
pertama yang beliau lakukan adalah pembangunan masjid. Setelah selesai
pembangunan masjid, maka Nabi Muhammad SAW pindah menempati sebagian ruangannya
yang memang disediakan untuknya. Demikian pula dengan kaum Muhajirin yang
miskin yang tidak mampu membangun tempat tinggalnya sendiri. Masjid dijadikan
pusat kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin, untuk secara
bersama-sama membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan
mencerminkan persatuan dan kesatuan umat.
Di masjid itulah, Nabi Muhammad membangkitkan kesadaran manusia terhadap pentingnya pengembangan bidang keilmuan atau pendidikan. Memang perintah Allah kepada Nabi Muhammad adalah untuk membuka pintu gerbang pengetahuan bagi manusia dengan mengajari atau mendidik. Nabi Muhammad sebagai seorang yang diangkat sebagai pengajar atau pendidik (mu’allim). Disamping itu beliau diperintahkan oleh Allah untuk menyebarkan pesan-pesan Allah yang terkandung dalam al-Qur’an. Dapat dikatakan bahwa Nabi Muhammad adalah pengajar atau pendidik muslim pertama.
Di masjid itulah, Nabi Muhammad membangkitkan kesadaran manusia terhadap pentingnya pengembangan bidang keilmuan atau pendidikan. Memang perintah Allah kepada Nabi Muhammad adalah untuk membuka pintu gerbang pengetahuan bagi manusia dengan mengajari atau mendidik. Nabi Muhammad sebagai seorang yang diangkat sebagai pengajar atau pendidik (mu’allim). Disamping itu beliau diperintahkan oleh Allah untuk menyebarkan pesan-pesan Allah yang terkandung dalam al-Qur’an. Dapat dikatakan bahwa Nabi Muhammad adalah pengajar atau pendidik muslim pertama.
Pada masa ini pendidikan Islam diartikan pembudayaan ajaran Islam yaitu
memasukkan ajaran-ajaran Islam dan menjadikannya sebagai unsur budaya bangsa
Arab dan menyatu kedalamnya. Dengan pembudayaan ajaran Islam ke dalam sistem
dan lingkungan budaya bangsa arab tersebut, maka terbentuklah sistem budaya Islam
dalam lingkungan budaya bangsa Arab.
Dalam proses pembudayaan ajaran Islam ke dalam lingkungan budaya bangsa
Arab berlangsung dengan beberapa cara. Ada kalanya Islam mendatangkan sesuatu
ajaran bersifat memperkaya dan melengkapi unsur budaya yang telah ada dengan
menambahkan yang baru. Ada kalanya Islam mendatangkan ajaran yang sifatnya
bertentangan dengan unsur budaya yang telah ada sebelumnya dan sudah menjadi
adat istiadat. Ada kalanya Islam mendatangkan ajarannya bersifat meluruskan
kembali nilai-nilai yang sudah ada yang praktiknya sudah menyimpang dari ajaran
aslinya.
Sistem pendidikan islam lebih bertumpu kepada Nabi,
sebab selain Nabi tidak ada yang mempunyai otoritas untuk menentukan materi-materi
pendidikan islam dapat dibedakan
menjadi dua periode:
1. Makkah
* Materi yang diajarkan hanya
berkisar pada ayat-ayat Makiyyah sejumlah 93 surat dan petunjuk-petunjuknya
yang dikenal dengan sebutan sunnah dan hadits.
* Materi yang diajarkan
menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada keimanan, ibadah
dan akhlak.
2. Madinah
* upaya
pendidikan yang dilakukan Nabi pertama-tama membangun lembaga masjid, melalui
masjid ini Nabi memberikan pendidikan islam.
* Materi
pendidikan islam yang diajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlak, ibadah,
kesehatan jasmanai dan pengetahuan kemasyarakatan
Metode yang
dikembangkan oleh Nabi adalah:
1. Dalam bidang keimanan: melalui
Tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di dukung oleh bukti-bukti
yang rational dan ilmiah.
2. Materi ibadah : disampaikan
dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah didikuti masyarakat.
3. Bidang akhlak: Nabi
menitikberatkan pada metode peneladanan. Nabi
tampil dalam kehidupan sebagai orang yang memiliki kemuliaan dan
keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.
2. Pendidikan
Islam Di Masa Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin atau Khulafa ar-Rasyidun adalah wakil-wakil atau
khalifah-khalifah yang benar atau lurus. Mereka adalah pewaris kepemimpinan
Rasulullah selepas kewafatan junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Para tokoh ini
merupakan orang-orang yang arif bijaksana, jujur dan adil dalam memberikan
keputusan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat.
1.Masa Khalifah
Abu Bakar
Setelah Rasulullah wafat,maka pemerintah Islam dipegang secara bergantian
oleh Abubakar, Umar bin Khattab,Usman bin affan, danAli ibn Abi Thalib. Pada
masa Abu Bakar, Pada awal pemerintahannya diguncang oleh pemberontakan dari
orang-orang murtad, orang-orang yang mengaku Nabi, dan orang-orang yang tidak mau
membayar zakat. Oleh karena itu beliau memusatkan perhatiannya untuk memerangi
pemberontakan yang dapat mengacaukan keamanan dan mempengaruhi orang-orang
Islam yang masih lemah imannya untuk menyimpang dari Islam. Dengan demikian,
dikirimlah pasukan untuk menumpas para pemberontak di Yamamah. Dalam penumpasan
ini banyak umat Islam yang gugur, yang terdiri dari sahabat dekat Rasulullah
dan hafiz al-Qur’an, sehingga mengurangi jumlah sahabat yang hafal al-Qur’an.
Adapun pola pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti pada masa Nabi, baik
dari segi materi maupun lembaga pendidikannya.
Menurut Ahmad Syalabi, lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid, selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat Rasul yang terdekat.
Menurut Ahmad Syalabi, lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid, selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat Rasul yang terdekat.
2. Masa Khalifah
Umar bin Khattab
Pada masa khalifah Umar bin Khattab, situasi politik dalam keadaan
stabil. Dengan meluasnya wilayah Islam sampai keluar Jazirah Arab, karena
bangsa-bangsa tersebut memiliki adat dan kebudayaan yang berbeda dengan Islam,
maka dipikirnya pendidikan Islam di daerah-daerah tersebut. Oleh karena itu
Umar memerintahkan para panglima perangnya, apabila mereka berhasil menguasai
satu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan
pendidikan. Untuk keperluan khususnya dalam kaitannya dengan pendidikan. Umar
mengangkat dan menunjuk guru-guru setiap daerah yang ditaklukan untuk bertugas
mengajarkan isi al-Qur’an dan ajaran Islam kepada penduduk yang baru masuk
Islam.
Pada masa ini juga sudah terdapat pengajaran bahasa Arab. Dengan
dikuasainya wilayah baru oleh Islam, menyebabkan munculnya keinginan untuk
belajar bahasa Arab sebagai pengantar diwilayah-wilayah tersebut. Orang-orang
yang baru masuk Islam dari daerah-daerah yang ditaklukkan harus belajar bahasa
Arab jika mereka ingin belajar dan mendalami pelajaran Islam.
3. Masa Usman bin Affan
Pada masa
khalifah Usman kedudukan peradaban Islam tidak jauh berbeda demikian juga
pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan dimasa
ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan
yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan
Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah dimasa khalifah Umar,
diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka
sukai untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang dimiliki. Kebijakan ini sangat besar
pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.
Pada masa ini
pendidikan Islam adalah pembudayaan ajaran agama Islam ke dalam lingkungan
budaya bangsa-bangsa disekitar jazirah arab, yang berlangsung bersamaan dan
mengikuti berkembangnya wilayah kekuasaan Islam. Proses pengembangan pendidikan
Islam pada masa ini sebagian besar memang diwarnai oleh pengajaran atau
pembudayaan al-Qur’an dan sunnah ke dalam lingkungan budaya bangsa-bangsa
secara luas pula. Para khalafaur Rasyidin dan sahabat adalah pelaku utama dalam
proses pendidikan Islam masa ini, yang kemudian digantikan oleh para tabi’in.
namun berkembang sebagaimana masa-masa sesudahnya. Begitu pula dalam hal
pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa Nabi Muhammad Saw yang
menekankan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran Islam disebabkan oleh
perhatian umat Islam terhadap perluasan wilayah Islam dan terjadinya pergolakan
politik.
4. Masa Khalifah Ali bin Abi
Thalib
pada masa Ali
telah terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga di masa ia berkuasa
pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa,
kegiatan pendidikan Islam mendapat hambatan dan gangguan
Pada saat itu
Ali tidak sempat memikirkan masalah pedidikan sebab keseluruhan perhatiannya
ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi masyarakat Islam. Namun
demikian, pola pendidikan pada masa khulafaur rasyidin tidak jauh berbeda
dengan masa Nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran
Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan Hadits Nabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar