CREATIF : TRI PUTRA
A. Pengertian Metode Pendidikan Islam
Dalam bab ini kita akan membahas tentang pengertian Metode Pendidikan
Islam. Dimana setiap kata akan kita bahas satu persatu yaitu: metode,
Pendidikan, Pendidikan Islam, Metode Pendidikan, Dan metode Pendidikan Islam.
Tujuannya agar pembaca lebih memahami secara mendalam tentang Metode Pendidikan
Islam ini.
1. Pengertian Metode
Kata metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata "meta" yang
berarti melalui, dan kata "hodos" yang berarti
jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Runes,
sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Noor Syam, secara teknis menerangkan
bahwa metode adalah :
a.
Suatu prosedur yang
dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
b.
Suatu teknik
mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi
tertentu.
c.
Suatu ilmu yang
merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.
Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk
menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan. Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa metode sebenarnya
berarti jalan untuk mencapai tujuan. Jalan untuk
mencapai tujuan itu bermakna ditempatkan pada posisinya sebagai cara untuk
menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu
atau tersistematisasikannya suatu pemikiran.
Dalam bahasa Arab metode diungkapkan dalam berbagai kata. Terkadang
digunakan kata al-thariqah, Manhaj, dan al-Wasilah. Al-thariqah berarti
jalan, Manhaj berarti sistem, dan al-Wasilah berarti
perantara atau mediator. Dengan demikian, kata arab yang dekat dengan arti
metode adalah Al-thariqah. Kata-kata serupa ini banyak dijumpai
dalam al-Qur'an menurut Muhammad Fuad Abd al-Baqi didalam al-Qur'an kata al-Thariqah diulang
sebanyak sembilan kali. Kata ini terkadang dihubungkan dengan objeknya yang
dituju oleh al-Thariqah seperti neraka, sehingga jalan menuju
neraka (Q.S 4:169) terkadang dihubungkan dengan sifat dari jalan tersebut,
seperti al-Thariqah al-Mustaqimah yang diartikan jalan yang
lurus (Q.S. 46:30).
2. Pengertian Pendidikan Islam
Setelah kita membahas tentang metode, selanjutnya kita akan membahas
tentang pendidikan Islam. Tetapi terlebih dahulu kita akan membahas tentang
pendidikan. Banyak para pakar pendidikan yang mendefinisikan pendidikan secara
berbeda-beda tetapi pada intinya sama.
Beberapa ahli pendidikan di Barat yang memberikan arti pendidikan sebagai
proses antara lain: Menurut Mortimer J. Adler mengartikan pendidikan adalah
proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh)
yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan
dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai
tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik.
Menurut Prof. Sugarda Purbakawaca, dalam "Ensiklopedi
Pendidikan"nya, memberikan pengertian pendidikan, sebagai berikut:
"Pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari
generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya
serta ketrampilannya (orang menamakan ini juga "mengalihkan"
kebudayaan, dalam bahasa Belanda: Cultuurover dracht) kepada generasi muda
sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani
maupun rohani."
Setelah membahas Pendidikan selanjutnya kita akan memaparkan tentang
pendidikan Islam. Berikut ini adalah beberapa pengertian Pendidikan Islam
secara terminologi yang diformulasikan oleh para ahli Pendidikan Islam,
diantaranya adalah:
a.
Menurut al-Syaibaniy
mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku
individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.
Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu
aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam
masyarakat.
b.
Menurut Muhammad
Fadhil al-Jamaly, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan,
mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan
nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut,
diharapkan bisa membentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang
berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.
c.
Ahmad D. Marimba
mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar
oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil).
d.
Ahmad Tafsir
mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh
seseorang, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Dari batasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu
sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan
kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan
dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran
Islam yang diyakininya.
3. Metode Pendidikan
Islam
Dari beberapa pengertian yang diformulasikan oleh para pakar diatas tentang
pengertian Metode dan Pendidikan Islam. Kita dapat menyimpulkan tentang
pengertian Metode Pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh al-Syaibaniy yaitu,
segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka
kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan
peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta
didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang
dikehendaki pada tingkah laku mereka.
Ahmad Tafsir secara
umum membatasi bahwa metode pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam
upaya mendidik. Kemudian Abdul Munir Mulkan, mengemukakan bahwa metode Pendidikan
adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan
isi atau bahan pendidikan kepada anak didik.
Selanjutnya jika kata
metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan Islam, dapat membawa arti sebagai
jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat
terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu metode
pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, manggali, dan
mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.
B. Tujuan, Tugas dan Fungsi Metode Pendidikan Islam
Pendidikan dalam
proses pendidikan islam tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah materi
yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi ia harus menguasai berbagai
metode dan teknik pendidikan guna kelangsungan transformasi dan internalisasi
mata pelajaran. Hal ini karena metode dan teknik pendidikan islam tidak sama
dengan metode dan teknik pendidikan yang lainnya.
Tujuan diadakan metode
adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya
guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk
mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan
gairah belajar peserta didik secara mantap. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi
metode pendidikan islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk berlajar berdasarkan minat, serta
mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan berlajar mengajar antara pendidik dengan
peserta didik. Disamping itu, dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi
metode pendidikan adalah member i inspirasi pada peserta didik melalui proses
hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan
tujuan pendidikan islam.
Tugas utama metode
pendidikan islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan
paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang tereasilasi melalui
penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati
dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan oleh
pikiran. Selain itu, tugas utama metode tersebut adalah membuat perubahan dalam
sikap dan minat serta memenuhi nilai dan norma yang berhubungan dengan
pelajaran dan perubahan dalam pribadi dan bagaimana faktor-faktor tersebut
diharapkan menjadi pendorong kea rah perbuatan nyata.
Dengan demikian, jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan
materi pendidikan. Karena dengan metode seorang pendidik akan lebih mudah dalam
memberikan materi. Dan peserta didik akan mudah dalam memahami apa yang
disampaikan oleh pendidik.
C. Prosedur Pembuatan
Metode Pendidikan
Langkah-langkah yang ditempuh oleh para pendidik sebelum pembuatan metode
pendidikan islam adalah memperhatikan persiapan mengajar (lesson plan) yang
meliputi pemahaman terhadap tujuan pendidikan islam, penguasaan materi
pelajaran, dan pemahaman terori-teori pengajaran. Disamping itu, pendidik harus
memahami prinsip-prinsip mengajar serta model-modelnya dan prinsip evaluasi,
sehingga pada hakikatnya pendidikaan islam berlangsung dengan cepat dan tepat.
Prosedur pembuatan metode pendidikan islam adalah dengan memperhatikan
faktor- faktor yang mempengaruhinya,yang meliputi :
1.
Tujuan pendidikan
islam. Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan untuk apa pendididkan
itu di laksanakan. Tujuan pendidikan mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif
(pembinaan akal pikiran, seperti kecerdasan, kepandaian, daya nalar), aspek
afektif (pembinaan hati, seperti pengembangan rasa, kesadaran, kepekaan emosi
dan kematangan spiritual) dan aspek psikologi motorik (pembinaan jasmani,
seperti badan sehat, mempunyai ketrampilan)
2.
Peserta didik. Faktor
ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan untuk apa dan
bagaimana metode itu mampu mengembangkan peserta didik dengan mempertimbangkan
berbagai tingkat kematangan, kesanggupan, dan kemampuan yang di miliki.
3.
Situasi. Faktor ini di
gunakan untuk menjawab pertanyaan bagaiman serta kondisi
lingkungan yang mempengaruhinya.
4.
Fasilitas. Faktor ini
di gunakan untuk menjawab pertanyaan dimana dan bilamana termasuk juga berbagai
fasilitas dan kuantitasnaya.
5.
Pribadi pendidik.
Faktor ini di gunakan untuk menjawab pertanyaan oleh siapa serta kompetensi dan
kemampuan profesionalnya yang berbeda – beda.
Oleh karena itu, sulit di tentukan suatu kualifikasi yang jelas mengenai
setiap metode yang pernah dikenal dalam pengajaran dan pendidikan.
Tidak selamanya satu metode selalu baik untuk saat yang berbeda-beda. Baik
tidaknya tergantung pada beberapa faktor yang mungkin berupa situasi dan
kondisi, atau persesuaian dengan selera, atau juga karena metodenya sendiri
belum memenuhi syarat sebagai metode yang serbaguna, semuanya sangat ditentukan
oleh pihak yang menciptakan dan melaksanakan metode juga objek yang menjadi sasarannya.
D. Asas-Asas Umum
Metode Pendidikan Islam
Sesungguhnya metode pendidkan Islam memiliki asas-asas di mana ia tegak
berdiri dan memperoleh unsur, tujuan, dan prinsip-prinsip. Asas-asas tersebut
pada prinsipnya tidak banyak berbeda dengan asas-asas tujuan dan kurikulum
pendidikan Islam. Konsep ini menggambarkan bahwa seluruh komponen yang terkait
dalam proses pendidikan Islam adalah merupakan satu kesatuan yang membentuk
suatu sistem. Secara umum, asas-asas metode pendidikan Islam itu menurut
al-Syaibany, adalah:
1.
Asas Agama, yaitu
prinsip-prinsip, asas-asas dan fakta-fakta umum yang diambil dari sumber asasi
ajaran Islam, yakni al-Qur'an dan Sunnah Rasul.
2.
Asas Biologis, yaitu
dasar yang mempertimbangkan kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan usia
peserta didik.
3.
Asas Psikologis, yaitu
prinsip yang lahir diatas pertimbangan kekuatan psikologis, seperti motivasi,
kebutuhan, emosi, minat, sikap, keinginan, bakat dan kecakapan akal atau
kapasitas intelektual.
4.
Asas Sosial, yaitu
asas yang bersumber dari kehidupan sosial manusia seperti tradisi,
kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan dan tuntutan kehidupan yang senantiasa
maju dan berkembang.
Metode Pendidikan Islam harus digali, didayagunakan, dan dikembangkan
dengan mengacu pada asas-asas sebagaimana yang dikemukakan diatas. Melalui
aplikasi nilai-nilai Islam dalam proses penyampaian seluruh materi pendidikan
Islam, diharapkan proses itu dapat diterima, difahami, dihayati, dan diyakini
sehingga pada gilirannya memotivasi peserta didik untuk mengamalkannya dalam
bentuk nyata.
E. Pendekatan Metode
Pendidikan Islam
1. Pendekatan Tilawah
Pendekatan Ini meliputi
membacakan ayat-ayat Allah yang bertujuan memandang fenomena alam sebagai tanda
kekuasannya, hal ini mempunyai indikasi tafakkur (berfikir) dan tadzakkur
(berdzikir) sedangkan aplikasinya adalah pembentukan kelompok ilmiah, dan
kegiatan ilmiah lainnya, dengan landasan Al-Qur`an dan Al-Hadist misalnya
pengkajian, penelitian dan lain sebagainya.
2. Pendekatan Tazkiyah
Pendekatan ini
diartikan dengan menyucikan dirinya dengan cara amar ma’ruf nahi mungkar
(tindakan proaktif dan reaktif), untuk menjaga kebersihan dirinya dari
laingkungannya, jelas indikator pendekatan ini fisik, psikis dan sosial.
Aplikasinya adalah dengan gerakan kebersihan, ceramah, tabligh, serta
pengembangan kontrol sosial.
3. Pendekatan Ta’lim Al-Kitab
Pendekatan ini
bertujuan untuk membaca, memahami menghayati dan merenungkan Al-Qur`an dan
As-Sunnah sebagai pedomannya.
4. Pendekatan Ta’lim Al-Hikmah
Indikator utama dalam
pendekatan ini adalah mengadakan interprestasi dan perenungan terhadap
pendekatan al-kitab.
5. Yuallimukum maa lam takuunuu ta’lamun
Pendekatan ini mungkin
hanya dinikmati oleh Nabi dan Rosul saja, seperti adanya mukjijat, sedangkan
manusia seperti kita hanya bisa menikmati sebagian kecil saja, indikator
pendekatan ini adalah penemuan teknologi canggih yang dapat membawa manusia
pada penjelajahan ruang angkasa, sedang aplikasinya adalah mengembangkan produk
teknologi yang dapat membawa manusia pada penjelajahan ke angkasa, sedangkan
aplikasinya mengembangkan produk teknologi yang dapat mempermudah dan membantu
kehidupan manusia sehari-hari.
6. Pendekatan Islah
Pelepasan beban dan
belenggu yang bertujuan memiliki kepekaan terhadap penderitaan orang lain,
memiliki komitmen memihak bagi kaum yang tertindas, dan berupaya menyeimbangkan
perbedaan paham. Pendekatan ini bertujuan untuk memelihara ukhuwah islamiyah
dengan aplikasinya kunjungan ke keompok kaum dlu’afa, kampanye amal sholeh dan
lain sebagainya.
F. Jenis-Jenis Metode
Pendidikan Islam
Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia
pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai
dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Dan berikut ini akan beberapa metode pendidikan yang dikemukakan
oleh para ahli, yaitu:
1. Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany
Dalam bukunya, Syaibany memaparkan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a. Metode Pengambilan Kesimpulan atau Induktif.
Metode ini bertujuan
untuk membimbing pelajar untuk mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum
melalui jalan pengambilan kesimpulan. Metode ini mulai dengan membahas dari
bagian-bagian yang kecil untuk sampai kepada undang-undang umum.
Metode ini dapat
digunakan pada berbagai ilmu yang mejadi tumpuan perhatian pendidikan Islam.
Misalnya, nahwu, saraf, fiqhi, hitungan, teknik, fisika, kimia dan dalam
berbagai ilmu yang lain. Dan metode ini telah digunakan oleh pendidik-pendidik
dan cerdik pandai Islam. Orang-orang Islamlah yang mula-mula menggunakan dan
memantapkan metode ini sebelum munculnya Roger Bacon, dan sesudah itu Francis
Bacon yang selalu dianggap orang sebagai pencipta metode tersebut.
b. Metode Perbandingan
Metode ini berbeda
dengan metode induktif, dimana perpindahan menurut metode ini dari yang umum
kepada yang khusus, dari keseluruhan kepada bagian-bagian yang kecil, dimana
disebutkan prinsip umum dahulu, kemudian diberi contoh-contoh dan
perincian-perincian yang menjelaskan dari prinsip-prinsip umum tersebut. Metode
perbandingan dapat digunakan pada pengajaran sains dan pelajaran-pelajaran yang
mengandung prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan fakta-fakta umum yang dibawahnya
termasuk bagian-bagian dan masalah cabang. Dapat juga dipakai dalam mengajarkan
bahasa, baik sastra atau nahwu, sejarah, saraf dan lain-lain.
Pendidik-pendidik dan
para ulama-ulama Islam sudah banyak menggunakan metode perbandingan dalam
pengajaran, perbincangan dan dalam usaha membuktikan kebenaran fikiran dan
kepercayaan mereka pada karya-karyanya. Terutama sesudah mereka berhubungan
dengan logika Aristoteles, yang pertama kali merupakan logika perbandingan.
c. Metode Kuliah
Metode kuliah adalah
metode yang menyatakan bahwa mengajar menyiapkan pelajaran dan kuliahnya,
mencatatkan perkara-perkara penting yang ingin dibicarakannya. Ia memulai
kuliahnya dengan mengutarakan sepintas lalu tentang perkara-perkara penting
yang ingin dibicarakan. Kemudian menjelaskan dengan terperinci tentang
perkara-perkara yang disimpulkannya pada permulaan kuliahnya. Pelajar-pelajar
mengikuti dengan mendengar dan mencatat apa yang difahami dari kuliah itu,
untuk dipelajari sekali lagi dengan cara masing-masing.
Pendidik-pendidik
Islam mengenal metode ini, sebagaimana juga mereka telah mengenal dua metode
sebelumnya. Mereka menggunakannya dalam pengajaran, bimbingan, dan dakwah
kepada jalan Allah. Mereka telah meletakkan dasar-dasar, prinsip-prinsip dan
syarat-syarat yang menjamin kejayaannya sebagai metode mengajar dakwah.
d. Metode Dialog dan Perbincangan
Metode Dialog adalah
metode yang berdasarkan pada dialog, perbincangan melalui tanya jawab untuk
sampai kepada fakta yang tidak dapat diragukan, dikritik dan dibantah lagi.
Ahli-ahli pendidikan Islam telah mengenal metode dialog yang dianggap oleh
pendidik-pendidik modern berasal dari filosof Yunani Socrates, kemudian mereka
kembangkan sesuai dengan tabiat agama dan ahlaknya. Dan atas itulah didasarkan
metode perdebatan yang betul-betul merupakan salah satu ciri-ciri khas
pendidikan Islam.
e. Metode Lingkaran
Pada metode ini, yang
terus menerus dipergunakan pada yayasan-yayasan pendidikan dalam dunia Islam
semenjak bermulanya dakwah Islamiyah. Pelajar-pelajar mengelilingi guru-gurunya
dalam setengah bulatan untuk mendengarkan syarahnya. Kalau guru itu duduk, ia
duduk bersandar pada sebuah tiang di Mesjid menghadap kiblat. Sebagian ulama
mengkhususkan tiang-tiang tertentu yang dijadikan majlisnya sepanjang hidupnya.
Kalau seorang guru telah memilih tempat tertentu untuk tempat pengajarannya
maka biasanya beliaulah mendapat keutamaan untuk menempati tempat tersebut
Guru-guru yang
memasuki halaqah pelajaran harus telah berwudu' dan berbau
harum dan dalam bentuk pakaian yang baik dan dengan khusu' kepada Allah, terutama
pada pelajaran tafsir dan hadits. Guru memulai pelajaran dengan membaca
Bismillah, dengan memuji kepada Allah dan mengucapkan salawat kepada Nabi SAW.
Kemudian barulah dia memulai pelajarannya. Sehingga bila ia selesai ditutupnya
dengan membaca al-Fatihah kemudian murid-muridnya disuruh untuk membaca
pelajaran yang akan datang.
f. Metode Riwayat
Metode ini dianggap
salah satu metode dasar yang digunakan oleh pendidik Islam. Hadits, bahasa dan
sastera Arab termasuk ilmu-ilmu Islam, dan segi-segi pemikiran Islam yang
paling banyak menggunakan metode ini. Tentang hadits Nabi, sahabat-sahabat Nabi
SAW meriwayatkan apa yang didengarnya dari beliau tentang hukum-hukum petunjuk,
atau pekerjaan-pekerjaan dan keadaan disaksikan dan dilaksanakan.
g . Metode Mendengar
Metode ini dilakukan
dengan cara mendengarkan sesuatu. Metode ini banyak digunakan pada abad pertama
dakwah Islamiyah, karena pada saat itu tulisan dan pembacaan belum tersebar
luas dimasyarakat. Dan juga karena para ahli pada abad itu tidak senang menulis
apa yang diriwayatkannya sebab kawatir kalau tulisan itu akan serupa dengan
al-Qur’an.
h. Metode Membaca
Metode ini merupakan
alat yang digunakan dalam mengajarkan dan meriwayatkan karya ilmiah yang
biasanya bukan karya guru sendiri. Menurut metode ini murid membacakan apa yang
dihafalnya kepada gurunya atau orang lain membacanya sedang dia mendengar.
Metode ini tersebar
setelah pintu ijtihad didunia Islam telah tertutup, dan pengajaran terbatas
hanya pada mengikuti buku-buku tertentu yang berkisar dari situ ke situ saja,
tidak boleh melampuinya. Segala usaha hanya tertumpu pada membaca, manghafal
dan mengulang-ulang kata-kata orang dahulu.
i. Metode Imla’
Metode Imla’ adalah
metode mencatat apa yang didengarnya. Misalnya seorang guru membacakan sebuah
naskah kemudian murid-muridnya mencatat setiap kata yang didengarnya. Metode
ini pernah digunakan pada saat memberikan imla’ dalam hadits seperti yang
dilakukan oleh Al-Sayuti pada tahun 873 H. dan metode ini juga digunakan pada
pelajaran bahasa Arab.
j. Metode Hafalan
Metode hafalan adalah
salah satu metode yang terpusat pada hafalan. Ulama-ulama terdahulu banyak yang
menggunakan metode ini untuk mengahafal al-Qur’an dan al-Hadits. Karena pada
saat itu sedikit sekali yang mengerti tentang tulis menulis. Metode hafalan ini
masih digunakan sampai sekarang, karena terbukti bisa meningkatkan pemikiran.
k. Metode Pemahaman
Metode pemahaman
adalah memahami suatu wacana yang sedang dikaji. Metode ini sangat penting
dalam pendidikan Islam, karena dengan memahami sebuah tulisan kita bisa
mengerti maksud dibalik tulisan itu. Banyak dari kalangan kita yang hanya
membaca sebuah buku tetapi sulit untuk memahaminya. Karena metode ini
memerlukan pemikiran yang lebih dibandingkan dengan metode yang lainnya.
l. Metode Lawatan Untuk Menuntut Ilmu
Metode lawatan adalah
berkunjung kesuatu tempat untuk mencari ilmu atau biasa disebut dengan Studi
Banding. Pada saat ini studi banding banyak dipraktekkan dalam lingkungan
pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, bahkan instansi pemerintah
maupun swasta. Hal ini didasarkan pada manfaat yang diperoleh dari metode ini.
Dengan metode ini kita akan mempunyai banyak teman, mendapat ilmu, dan
memperoleh pengalaman yang sebelumnya tidak kita dapatkan ditempat kita
belajar. Para ulama kita pada zaman dahulu banyak yang menggunakan metode ini
untuk mencari ilmu, menyebar luaskan Islam.
2. Menurut Abdurrahman
Saleh Abdullah
Abdurrahman mengemukakan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a.
Metode ceramah, yaitu
suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian pengertian-pengertian bahan
pembelajaran kepada pelajar dengan jalan penerangan atau penuturan secara
lisan. Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah untuk memberikan
dorongan psikologis kepada peserta didik.
b.
Metode Diskusi, yaitu
suatu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan cara berdiskusi. Dalam metode
ini pertanyaan yang diajukan mengandung suatu masalah dan tidak bisa
diselesaikan hanya dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari berbagai
kemungkinan, memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari peserta diskusi,
untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban yang paling
benar atau terbaik.
c.
Metode Tanya
jawab dan dialog, yaitu penyampaian pembelajaran dengan guru mengajukan
pertanyaan dan pelajar atau siswa menjawabnya atau berdialog dengan cara saling
bertukar fikiran. Metode ini secara murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi
murid sebelumnya sudah diberi tugas, membaca materi pelajaran tertentu dari
sebuah buku.
Teknik ini akan membawa kepada penarikan
deduksi. Dalam pendidikan, deduksi merupakan suatu metode pemikiran logis yang
sangat bermanfaat. Formulasi dari suatu metode umum diluar fakta ternyata lebih
berguna sebab peserta didik akan dapat membandingkan dan menyusun konsep-konsep.
d.
Metode perumpamaan
atau Metafora. Penjelasan konsep-konsep abstrak dengan makna-makna kongkrit
memberi gambaran yang jelas bagi peserta didik. Perumpamaan disini adalah
perumpamaan yang terdapat dalam al-Qur'an. Seperti yang terdapat dalam Surat Ankabut
ayat 41, yang artinya: perumpamaan-perumpamaan orang-orang yang
mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang
membuat rumah, padahal sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah
laba-laba kalau mereka mengetahui (Ankabut 41)
e.
Metode hukuman, yaitu
metode yang dilakukan dengan memberikan hukuman kepada peserta didik. Hukuman
merupakan metode paling buruk dari metode yang lainnya, tetapi dalam kondisi
tertentu harus digunakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah: hukuman adalah
metode kuratif artinya tujuan hukuman untuk memperbaiki peserta didik dan bukan
untuk balas dendam, hukuman baru digunakan apabila metode yang lainnya tidak
berhasil, sebelum dijatuhi hukuman peserta didik hendaknya diberi kesempatan
untuk memperbaiki dirinya, hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik,
hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik, sehingga ia sadar akan
kesalahannya.
3. Menurut Abd
al-Rahman al-Nahlawi
Al-Nahwali mengemukakan metode pendidikan
yang berdasarkan Metode Qur’an dan Hadits yang dapat menyentuh perasaan yaitu:
a. Metode Hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi, adalah percakapan silih
berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik, dan sengaja
diarahkan kepada suatu tujuan yang dikehendaki oleh pendidik.
Jenis-jenis hiwar ini ada 5 macam, yaitu: (1) Hiwar Khitabi,
merupakan dialog yang diambil dari dialog antara Tuhan dengan hamba-Nya.
(2) Hiwar Washfi, yaitu dialog antara Tuhan dengan malaikat
atau dengan makhluk gaib lainnya. Seperti dalam surat Ash-Shaffat ayat 27-28 Allah SWT berdialog dengan malaikat tentang orang-orang
zalim. (3) Hiwar Qishashi terdapat dalam al-Qur'an, yang baik
bentuk maupun rangkaian ceritanya sangat jelas, merupakan bagian dari Uslub
kisah dalam Al-Qur'an. Seperti Syuaib dan kaumnya yang terdapat dalam Surat Hud
ayat 84-85. (4) Hiwar Jadali adalah hiwar yang bertujuan untuk
memantapkan hujjah atau alasan baik dalam rangka menegakkan kebenaran maupun
menolak kebatilan. Contohnya dalam al-Qur'an terdapat dalam Surat An-Najm ayat
1-5. (5) Hiwar Nabawi adalah hiwar yang digunakan oleh Nabi
dalam mendidik sahabat-sahabatnya.
b.
Metode Kisah Qur’ani
dan Nabawi, adalah penyajian bahan pembelajaran yang menampilkan cerita-cerita
yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Kisah Qur'ani bukan
semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga suatu cara mendidik umat agar
beriman kepada-Nya, dan dalam pendidikan Islam, Kisah sebagai metode pendidikan
yang sangat penting, karena dapat menyentuh hati manusia.
c.
Metode Amtsal
(perumpamaan) Qur’ani, adalah penyajian bahan pembelajaran dengan mengangkat
perumpamaan yang ada dalam al-Qur’an. Metode ini mempermudah peserta didik
dalam memahami konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu
mengambil benda konkrit seperti kelemahan Tuhan orang kafir yang diumpamakan
dengan sarang laba-laba, dimana sarang laba-laba itu memang lemah sekali
disentuh dengan lidipun dapat rusak. Metode ini sama seperti yang disampaikan
oleh Abdurrahman Saleh Abdullah.
d.
Metode keteladanan,
adalah memberikan teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman untuk bertindak dalam
merealisasikan tujuan pendidik. Pelajar cenderung meneladani pendidiknya, ini
dilakukan oleh semua ahli pendidikan, baik di barat maupun di timur. Dasarnya
karena secara psikologis pelajar memang senang meniru, tidak saja yang baik,
tetapi yang tidak baik juga ditiru.
e.
Metode Pembiasaan,
adalah membiasakan seorang peserta didik untuk melakukan sesuatu sejak dia
lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan, jadi sesuatu yang dilakukan
peserta didik hari ini akan diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya.
f.
Metode Ibrah dan
Mau’izah. Metode Ibrah adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan
melatih daya nalar pelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu
pernyataan atau suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari
sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar. Sedangkan
metode Mau’izah adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan
kerugian dalam melakukan perbuatan
g.
Metode Targhib dan
Tarhib. Metode Targhib adalah penyajian pembelajaran dalam konteks kebahagian
hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap kesenangan, kenikmatan
akhirat yang disertai bujukan. Tarhib adalah penyajian bahan pembelajaran dalam
konteks hukuman akibat perbuatan dosa yang dilakukan. Atau ancaman Allah karena
dosa yang dilakukan.
Demikianlah beberapa hal yang dapat kami paparkan dalam makalah ini. Semoga
dengan hadirnya makalah ini bisa membuka wacana berfikir kita dalam
mengembangkan pendidikan kearah yang lebih baik dimasa depan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengertian Metode
Pendidikan Islam
Kita dapat
menyimpulkan tentang pengertian Metode Pendidikan. Seperti yang dikemukakan
oleh al-Syaibaniy yaitu, segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh
guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya,
ciri-ciri perkembangan peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan
membimbing peserta didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan
perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.
2.
Tujuan, Tugas Dan
Fungsi Metode Pendidikan Islam
Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan
hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil
guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran
islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik
secara mantap. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode
pendidikan islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberikan kemudahan
kepada peserta didik untuk berlajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha
kerja sama dalam kegiatan berlajar mengajar antara pendidik dengan peserta
didik. Disamping itu, dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode
pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan
yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan
pendidikan islam.
Tugas utama metode pendidikan islam adalah mengadakan
aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar
hubungan pendidikan yang tereasilasi melalui penyampaian keterangan dan
pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi
yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan oleh pikiran
3.
Prosedur Pembuatan
Kurikulum Pendidikan Islam
Prosedur pembuatan
metode pendidikan islam adalah dengan memperhatikan faktor- faktor yang
mempengaruhinya,yang meliputi : Tujuan pendidikan islam, Peserta didik,
Situasi,Fasilitas, Pribadi
pendidik.
4.
Asas-Asas
Pelaksanaan Metode Pendidikan Islam
Konsep ini
menggambarkan bahwa seluruh komponen yang terkait dalam proses pendidikan Islam
adalah merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu sistem. Asas-asas metode pendidikan Islam itu menurut
al-Syaibany, adalah: Asas Agama, Biologis, Psikologis,
Sosial.
Ditinjau
dari pelaksanaannya, asas-asas pendidikan Islam dapat diformulasikan kepada:
Asas Motivasi, Aktivitas, Apersepsi, Peragaan, Ulangan, Korelasi, Konsentrasi,
Individualisasi, Sosialisasi, Evaluasi, Kebebasan, Lingkungan, Globalisasi,
Pusat-pusat Minat, Ketauladanan, Kebiasaan.
5.
Pendekatan
Metode Pendidikan Islam
Pendekatan
adalah konsep dasar yang mewadahi,menginsipi rasi, menguatkan, dan melatari
metode pendidikan dengan cakupan teoritis tertentu. Pendekatan itu antara lain
: Pendekatan Tilawah, Pendekatan Tazkiyah, Pendekatan Ta’lim Al-Kitab,
Pendekatan Ta’lim Al-Hikmah, Yuallimukum maa lam takuunuu ta’lamun, Pendekatan
Islah
6.
Bentuk
Metode Dan Teknik Pendidikan Islam
Secara
gradual, Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara
yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa
metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat
dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa
metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Dari
metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di
kelas saat pembelajaran berlangsung.
B. Saran
Metode
dalam pendidikan Islam adalah salah satu dari beberapa komponen pendidikan
islam yang ada, jadi sangatlah layak bagi seorang pendidik mampu menguasai dan
menerapkan metode yang tepat bagi peseta didik dan diri pendidik sendiri,
selamat dan sukses.
Daftar Pustaka
Al-Syaibany, Omar
Mohammad Al-Thoumy, Falsafah Pendidikan Islam, Terjemahan Hasan
Lalunggung, Jakarta:Bulan Bintang, 1979
Arifin, H. M, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987
Barnadib, Imam, Filsafat
Pendidikan, Sistem dan Metode, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan IKIP
Yogyakarta, cet. Ke-6, 1990
Jalaluddin dan Usman
Said, Filsafat Pendidikan Islam, Konsep dan Perkembangan pemikirannya,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994
Nata, H. Abudin, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997
Noor Syam,
Mohammad, Falsafah Pendidikan Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional,
1986
Nizar, H. Samsul, Filsafat
Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta:
Ciputat Pers, 2002
Nawawi, H. Hadari, Pendidikan
Dalam Islam, Surabaya: Al-Iklas, 1993
Mulkhan, Abdul Munir, Paradigma
Intelektual, Yogyakarta: SI Pers, 1993
Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002
Tadjab, Pengantar
Filsafat Pendidikan Islam, Malang: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1984
Zuhairini, Dkk, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara kerkasama dengan Depag, 1992.